"These commandments that I give you today are to be on your hearts. Impress them on your children. Talk about them when you sit at home and when you walk along the road, when you lie down and when you get up." Deuteronomy 6:6-7


Mulai dari Sekarang: 5 Langkah Mudah untuk Membentuk Kepemimpinan Sejak Usia Dini!


Kita semua mendambakan anak-anak kita untuk pandai secara akademik. Seringkali kita memacu semangat belajar mereka dengan menjanjikan sebuah reward ketika mereka berhasil mendapatkan nilai “A” atau mendapatkan medal di akhir tahun. Tidak melulu karena harapan orang tua, terkadang anak-anak juga memiliki semangat yang tinggi secara mandiri untuk mendapatkan nilai yang baik, terlepas kita menuntut atau tidak. Semua itu penting, namun bukan yang terutama.


Selain mengembangkan hard skill, salah satunya adalah kepandaian akademik, di era modern saat ini, penting bagi individu untuk memiliki soft skill yang menonjolkan seseorang dari arus utama (mainstream). Kepandaian ini memang lebih sulit terukur, namun sangat esensial untuk dimiliki. Oleh karena itu, tentu kita ingin anak-anak dapat melatihkannya sejak dini agar kelak mereka sudah menguasainya ketika dewasa. Salah satu dari soft skill yang akan kita bahas kali ini adalah Leadership atau Kepemimpinan.


Apa itu Kepemimpinan

Tiap-tiap dari kita punya gambaran masing-masing soal seorang pemimpin yang ideal seperti apa. Jika kita tarik sifat dan sikap dari sosok tersebut, kita akan menemukan kurang lebih arti dari kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan bukan hanya soal “bisa memimpin,” tapi ini adalah sebuah keterampilan untuk mengatur, mengarahkan, dan membimbing sekelompok orang demi tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan. Kepemimpinan bukan bicara tentang posisi, namun bicara tentang berdampak positif bagi orang lain, bahkan dalam hal sederhana sekalipun. Kepemimpinan adalah sebuah keterampilan, sehingga hal ini bisa dipelajari dan dilatih sejak dini.


Ada beberapa bentuk buah dari kepemimpinan yang kita mau capai, antara lain:

  • Membuat perencanaan

  • Mengelola tim/teman kelompok

  • Mengelola sumber daya yang dimiliki (bakat, minat)

  • Mendukung setiap tim/orang lain/teman


Langkah Praktis Melatih Kepemimpinan pada Anak-anak


  1. Ajak anak melatih kemandirian

Kita dapat mulai mengenalkan tugas-tugas rumah kepada anak-anak sembari mengajak mereka untuk mencoba. Ketika mereka selesai bermain, ajak mereka untuk ikut merapikannya kembali, atau membawa piring ke dapur sendiri. Seiring bertambahnya usia, kita bisa tingkatkan tugas-tugas tersebut, seperti mulai mengambil makannya sendiri dan mengembalikan piringnya kembali ke dapur sendiri hingga dia bisa mencucinya sendiri. Berikan pujian sebagai penguatan agar anak semakin termotivasi untuk menjadi mandiri. Hal ini juga akan melatih inisiatif anak-anak untuk peka dengan kebutuhan lingkungan sekitarnya.


  1. Berikan contoh yang baik

Perilaku baik yang sudah dibentuk perlu “dipupuk” agar tidak pudar. Sebagai orang tua, kita perlu menjadi contoh dari perilaku yang kita ajarkan pada anak-anak. Ketika kita bisa menunjukan konsistensi dan disiplin, anak-anak akan meniru hal serupa dari kita. Maka dari itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk turut melakukan aturan yang telah dibuat untuk anak-anak juga.


  1. Tempatkan mereka di konteks sosial

Kepemimpinan seseorang baru akan diuji dalam ruang sosial dengan orang lain. Mengenalkan kepemimpinan berarti kita perlu mengenalkan anak-anak untuk bersosilisasi dan berdampak positif bagi orang lain. Kita biasa biasakan mereka dalam konteks sosial seperti di sekolah, di gereja, atau di tempat bimbel. Anak-anak menjadi didorong untuk berada dalam ruang sosial, bertemu, berinteraksi dan membantu atau melayani orang lain. Selain itu, mengenalkan permainan berkelompok yang memacu mereka untuk berkomunikasi juga bisa menjadi salah satu cara.


  1. Dorong mereka untuk mengenali sudut pandang orang lain

Jika anak sudah mulai nyaman dengan konteks sosial, kita bisa mulai latih dia untuk mengenali perasaan orang lain. Pengenalan itu perlu diiringi dengan pertanyaan reflektif tentang bagaimana kita harus bersikap dengan orang lain yang sedang menghadapi perasaan-perasaan tertentu. Anak-anak diajarkan bagaimana cara bisa menyediakan kebutuhan orang lain dalam suatu kelompok. Misalnya, ketika temannya sedih atau terlihat kesepian, dia bisa menunjukan empati, atau ketika temannya menyakiti dia, dia bisa sampaikan dengan baik dan membantu temannya mengerti kebutuhannya juga.


  1. Libatkan dan dengarkan mereka dalam memutuskan sesuatu

Perencanaan menjadi salah satu bagian esensial dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus dapat membuat rencana/rancangan yang teliti dan penuh pertimbangan tentang kesesuaian tujuan atau resiko-resiko yang mungkin muncul. Kita bisa mulai libatkan anak-anak untuk menentukan pilihan, misalnya tempat yang akan menjadi tujuan untuk makan malam atau liburan sekolah. Kita bisa ajak mereka diskusi terkait keuntungan dan kerugian dari tiap pilihan, kemudian meminta bagaimana pendapat anak-anak terhadapnya. Jika anak sudah terbiasa untuk menimbang sebuah pilihan, kita bisa ajak mereka untuk memberikan usulan mereka sendiri dan ajak mereka untuk menawarkan pilihannya kepada kita.


Kita dapat melatihkan kepemimpinan sejak dini pada anak-anak lewat kegiatan sehari-hari, namun yang terpenting adalah melakukannya terus-menerus. Sama seperti Firman Tuhan yang perlu kita ajarkan secara konsisten, bibit-bibit baik yang kita tanam sejak dini dan kita rawat akan tumbuh dan berbuah baik nantinya.


Oleh: MSCS SSS Team (Student Support Services)





 

Back to News & Events

NEWS & EVENTS