Taste. Touch. See. Hear. Smell
Apa yang ada dipikiran kita ketika mendengar ataupun membaca kelima hal tersebut? Ya. Pastinya berkaitan dengan panca indera yang kita miliki. Lantas apa korelasi antara panca indera dengan relasi kita kepada anak-anak khususnya? Mari kita bayangkan sejenak, bagaimana jika seorang chef tidak lagi bisa mencicipi makanan? Seorang musisi seumur hidupnya tidak dapat mendengar permainan pianonya sendiri? Atau bahkan seorang pelukis berbakat tidak mampu melihat hasil lukisan di kanvasnya? Hal tersebut bisa saja membuat mereka terus maju, tetapi intinya hal tersebut bisa membuat kehidupan menjadi sangat berbeda dan lebih sulit untuk dilalui karena kondisi indera yang fungsinya kurang optimal dalam versi “kehidupan yang normal”.
Hal yang harus disadari tentang panca indera kita adalah bahwa itu lebih dari sekedar untuk kepentingan diri sendiri. Kita dapat menggunakan kekuatan panca indera ketika berinteraksi dengan orang lain, khususnya dalam hal ini adalah bagi orang tua maupun guru yang ingin memberi dampak dan memberkati setiap anak-anak yang Tuhan percayakan untuk kita bimbing.
Sebagai orang tua maupun guru, tugas kita adalah untuk mendampingi, membimbing bahkan melayani kebutuhan anak-anak secara efektif. Cara terbaik untuk memastikan kita melakukan hal tersebut adalah dengan menggunakan kelima panca indera kita ketika berinteraksi dengan mereka. Melalui beberapa sumber yang ada, salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan ikatan yang lebih dekat dan memiliki hubungan yang positif dengan anak-anak adalah melalui kekuatan panca indera yang sudah Tuhan berikan kepada setiap kita.
Connect Through SIGHT
Ini merupakan hal sederhana namun memerlukan upaya dua arah. Pertama, be present. Jadilah seseorang yang dinantikan anak-anak karena mereka tahu orang tua atau gurunya dapat diandalkan. Kedua, see them. Lihat mereka, terlibat bersama dengan mereka, berkomunikasi dengan mereka, menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Anak-anak akan memperhatikan usaha kita dan dapat membedakan apakah kita hadir dan ada bagi mereka secara fisik saja atau secara penuh seluruh pikiran & emosi/mental kita juga turut hadir/ada bagi mereka. Kehadiran/keberadaan diri kita yang “tidak penuh” bagi anak, baik secara fisik maupun emosi/mental dapat merugikan anak.
Hal sederhana lain yang mungkin bisa dilakukan bersama dengan keluarga adalah mengabadikan momen kebersamaan lewat foto. Kita mempercayai bahwa foto memiliki cara luar biasa untuk menghubungkan kita dengan keluarga kita dan bahkan mengingatkan kita dengan sebuah memori yang “mahal”. Foto tersebut bisa saja mulai dicetak lalu dimasukkan ke dalam album foto dan tertulis sebuah keterangan tentang foto itu. Anak-anak membutuhkan pengingat visual sederhana bahwa orang tua menyayangi mereka dan mereka dimiliki serta sangat istimewa bagi keluarga.
Tidak perlu menunggu acara besar. Kita bisa mengabadikan kejadian sehari-hari karena pada saat anak-anak mengalami masa emosional yang sulit dan mereka bisa melihat album foto yang penuh dengan pengalaman dikasihi oleh keluarga, maka hal tersebut dapat membantu anak untuk tetap bertahan dan berjuang dalam melewati masa sulit.
Connect Through TOUCH
Jabat tangan, tepukan di punggung, high fives atau bahkan pelukan yang mengandung hati yang mengasihi adalah hal yang diperlukan oleh anak dari keluarganya, khususnya orang tua. Hal yang perlu diingat adalah bila para guru menjumpai anak-anak yang tidak menerima sentuhan positif apapun di rumah. Hal tersebut tidak selalu dikarenakan mereka tidak dicintai oleh karena, namun bisa jadi karena ekspresi kasih dari keluarga tidak terbiasa diberikan dalam bentuk sentuhan penuh kasih.
Sentuhan positif dan penuh kasih yang diberikan dalam keadaan yang tepat dan oleh orang yang tepat akan membantu anak-anak mendapatkan kepercayaan diri dan memungkinkan kita untuk memiliki pengaruh yang lebih positif dalam kehidupan mereka. Bagi para orang tua, sadari bahwa anak-anak membutuhkan sentuhan positif dan lembut dari Anda, misalnya menyisir rambut anak, menawarkan pelukan atau usapan punggung, atau bahkan sekedar mencium mereka sebelum tidur sambil mengucapkan selamat malam/selamat tidur. Sentuhan sederhana seperti itu tidak hanya membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang lebih seimbang dan sehat, namun juga membantu anak dalam menjalin hubungan emosional yang dalam ketika mereka dewasa kelak.
Penting untuk menunjukkan kepada anak-anak kita bahwa mereka dicintai melalui sentuhan yang sehat. Kenyamanan sentuhan kita pada anak dapat menjadi representasi nyata yang mengingatkan mereka akan Bapa yang sangat mengasihi dan memperhatikan mereka.
Connect Through SOUND
Jika kita sering bercakap-cakap dengan anak-anak, kita akan tahu bahwa sebagian besar dari mereka memiliki banyak hal ingin dan perlu untuk disampaikan kepada kita. Saat kita mendengarkan, kita berkesempatan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang mereka dan mempelajari siapa mereka sebenarnya dan bagaimana perasaan mereka tentang dunia di sekitar mereka, serta menjadi sebuah kesempatan kita untuk mempelajari sesuatu & menanamkan nilai kehidupan yang benar, sesuai Firman, bagi mereka.
Kita semua tahu pentingnya memberi tahu anak-anak ktita bahwa kita mencintai mereka. Hal sederhana lainnya yang bisa dilakukan adalah membacakan anak-anak sebuah cerita, bertanya tentang kehidupan mereka bahkan musik favorit mereka untuk dapat membangun ikatan yang kuat dengan anak-anak. Tuhan pun juga menggunakan musik untuk menunjukkan kepada kita betapa Dia mencintai kita, “He will exult over you with loud singing” (Zephaniah 3:17). Kita mungkin tidak tertarik dengan musik, tetapi lagu yang kita nyanyikan di gereja, di mobil, di rumah, semuanyanya membuat hubungan yang kuat dalam keluarga. Hubungan itu akan semakin dalam saat kita bernyanyi tentang Tuhan dan kasih-Nya.
Firman Tuhan yang disampaikan melalui musik dapat menanamkan pesan kepada anak-anak kita tentang betapa berharganya mereka. Mereka akan membawa lagu-lagu yang ia dengar bersama dengan orang tua/guru mereka saat ini hingga dewasa dan menghubungkan serta mengingatkannya akan waktu, tempat, orang dan kasih Tuhan yang ia rasakan melalui keluarga.
Connect Through TASTE
Sebagian besar dari kita dapat mengingat kembali masa kecil kita dan mengingat makanan atau hidangan khusus yang dibuat oleh seseorang untuk kita. Kita dapat mencoba makanan baru bersama dengan anak-anak untuk memperluas wawasan mereka. Cari tahu apa restoran favorit mereka, tanyakan tentang makanan rumahan favorit mereka kemudian mulailah membuatkan hidangan tersebut untuk mereka. Manfaatkan kesempatan tersebut untuk berbincang santai dengan mereka.
Tuhan juga menggunakan rasa dalam hubungan kita dengan-Nya. Firman-Nya mengatakan bahwa, “Taste and see that the Lord is good!” (Psalm 34:8).
Connect Through SMELL
Aroma memiliki kekuatan untuk menghubungkan kita kepada suatu memori. Seringkali dalam aktivitas sehari-hari yang kita lakukan dengan anak-anak, seperti bermain bersama di halaman yang baru saja dibersihkan, pergi ke taman dan mencari spot terbaik untuk sekedar menghabiskan waktu bersama, atau bahkan liburan ke alam bebas membuat sebuah ingatan terbangun dan tercipta dalam hubungan kita dengan anak-anak.
Anak-anak yang kita didik semuanya memiliki “aroma” diri kita, baik secara fisik maupun rohani (2 Korintus 2:15). Selain aroma fisik, anak-anak juga harus menerima “aroma” spiritual seperti belajar mengucap syukur atas apa yang mereka dapatkan, menghafalkan ayat Alkitab, dan memiliki waktu saat teduh. “Aroma” spiritual yang kita ajarkan dan lakukan bagi anak-anak adalah bagian penting yang akan mendukung proses pertumbuhan mereka hingga mereka dewasa kelak.
(Students Support Service, April 2021)