“Learning in an interactive setting as opposed to a passive one is conducive to the mix of soft and academic skills we're looking to develop in our kids.” ― Madeline Levine
Soft skill merupakan keterampilan non-teknis yang berhubungan dengan cara anda bekerja. Termasuk dengan anda berinteraksi dengan rekan kerja, bagaimana anda memecahkan masalah dan bagaimana anda mengelola pekerjaan. Dengan kata lain, sebetulnya soft skills ini merupakan kombinasi dari people skill, social skill, communication skill, dan karakter/personality features yang memungkinkan seseorang untuk melihat lingkungan, bekerja sama dengan orang lain, menciptakan kinerja yang baik, serta mencapai tujuannya.
Berbeda dengan hard skill yang berfokus pada soal teknis seperti keterampilan mengelola keuangan atau keterampilan dalam belajar sesuatu, soft skill terpacu pada komunikasi, hubungan dengan orang lain, dan disiplin diri.
Soft skill sangat penting untuk dipelajari sejak dini, karena akan sangat bermanfaat bagi kehidupan anak-anak di masa depan, termasuk ketika anak sudah memasuki dunia kerja. Dalam mengembangkan skills dalam diri anak, hard skills adalah skill yang paling mudah dikembangkan. Hal ini karena hard skills sendiri dapat dipelajari maupun diasah pada saat anak-anak berada dan belajar disekolah, mengikuti training maupun workshop.
Sedangkan dalam mengembangkan soft skills didapatkan melalui pengalaman dan refleksi diri, mentoring dan berdiskusi serta bertukar pikiran dengan orang lain dan menanyakan/mendapatkan feedback.
Jadi soft skills ini lebih mengarah kepada pengembangan dalam diri kita, bagaimana karakteristik dan value dalam diri ini dibentuk melalui sebuah pengalaman dan feedback dari mentor. Tidak ada cara yang tetap dalam mengembangkan sebuah soft skills dalam diri.
Lalu, bagaimana peran orang tua dalam anak-anak mengembangkan soft skills mereka?
Beberapa hal yang digunakan untuk mengembangkan skills dalam diri anak, yaitu
Kognitif (Hard Skills) dan Metakognitif Skills (Soft Skills)
Keterampilan yang meliputi cara berpikir kritis, berpikir kreatif, mempelajari hal baru,dan kemampuan mengatur diri sendiri.
Sosial and Emosional Skills (Soft Skills)
Keterampilan yang meliputi mengembangkan empati , efikasi diri, tanggung jawab, and berkolaborasi
Keterampilan Fisik and Praktik (Hard Skills)
Keterampilan yang meliputi informasi dan teknologi komunikasi digital
Lantas, apa yang perlu kita sebagai orang tua lakukan dalam membantu anak-anak kita dalam mengembangkan soft skills mereka, sebagai bekal mereka di masa depan?
Bantulah anak-anak untuk mencoba menghadapi sebuah masalah dan memecahkan masalah tersebut.
Berikan dukungan serta jadilah role-model bagi mereka yang baik agar anak-anak tau apa yang baik mereka lakukan ataupun tidak baik dalam mereka lakukan.
Kembangkan social skills pada diri anak-anak dengan mengajak mereka untuk berdiskusi, mengikuti pertemuan keluarga, menjadi model dalam bertata-krama dan bersikap/berbicara serta melatih empati anak-anak dan mendukung anak-anak untuk mengikuti kegiatan sosial maupun diluar sekolah.
Selain itu, mari kita sebagai orang tua untuk bisa mengajak anak-anak dalam mengenali pribadi nya seperti mengerti apa kesukaan mereka, gaya komunikasi, cara belajar yang mereka harus lakukan dengan baik dan masih banyak lainnya. Selain itu, ajak anak-anak untuk dapat mengembangkan diri dengan mencoba untuk membuat perencanaan dan tujuan serta mengidentifikasi area mana yang perlu ditingkatkan.
Diluar dari hal-hal diatas, peranan utama orang tua dapat mewariskan kepada anak-anak adalah iman, nilai hidup, pola pikir, dan kecintaan untuk belajar.
Tuhan Yesus memberkati.