"Discipline your children, and they will give you peace; they will bring you the delights you desire" Proverbs 29:17


The Power of Connection: Membentuk Ikatan yang Kokoh dengan Anak Anda



Bisa memiliki keluarga dengan relasi yang harmonis dan ikatan yang kuat, khususnya dalam hubungan orang tua dan anak merupakan satu hal yang didambakan oleh banyak keluarga. Pada dasarnya hubungan komunikasi anak dengan orang tua merupakan sumber bagi perkembangan emosi dan kognitif anak. Hubungan tersebut memberi kesempatan bagi anak untuk bisa mengeksplorasi lingkungan maupun kehidupan sosial, bahkan hubungan anak dengan orang tua pada masa-masa awal dapat menjadi model atau teladan bagi anak dalam hubungan-hubungan selanjutnya. 

Tanpa kita sadari, sebenarnya keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan anak, khususnya dalam pembentukan perilaku. Namun ternyata hal tersebut seringkali terkendala dengan kondisi orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan setiap harinya, sehingga waktu bertemu antara orang tua dan anak semakin sedikit meskipun tinggal dalam satu atap. 

Semakin bertambah usia, anak akan lebih mudah dalam mengekspresikan emosinya. Mereka mulai memiliki hobi atau preferensi kegiatan lainnya. Tanpa disadari anak juga mulai disibukkan dengan berbagai tugas sekolah dan aktivitas lainnya. Terkadang mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman dibandingkan keluarga. Hal apa saja yang perlu kita siapkan sebagai orang tua dalam mendukung perkembangan anak?


  1. Menjalin relasi melalui komunikasi

Komunikasi, kata yang sederhana namun terkadang masih banyak yang belum menganggap bahwa membangun komunikasi akan memberikan pengaruh yang besar dalam diri anak. Menjalin komunikasi sesederhana seperti meluangkan waktu bersama anak untuk berbincang atau bermain bersama, tanpa adanya distraksi apapun akan membuat anak lebih menghargai waktu dan membangun kedekatan antara anak dengan orang tua.


  1. Menjadi pendengar yang baik

Ketika anak mengalami sebuah masalah, terkadang mereka ragu untuk berbagi kepada orang tua, karena merasa takut dihakimi atau dimarahi. Coba untuk menjadi pendengar yang baik, yang mau memperhatikan cerita anak hingga selesai tanpa menyela. Tanyakan apa yang sedang mereka rasakan dan bagaimana orang tua bisa berperan untuk mendukung mereka. Ajak anak untuk bisa berpikir apa yang dapat ia lakukan sebagai langkah penyelesaian masalah. Keterbukaan seperti ini akan membuat keluarga tetap erat meskipun di tengah kesibukan satu sama lain.


  1. Support & encouragement

Percaya dan memberikan dukungan kepada anak akan meningkatkan harga diri sang anak. Hal ini akan menumbuhkan rasa mampu dan kuat dalam menghadapi situasi yang mungkin berat, Dukungan akan mendorong mereka bisa melihat sesuatu secara positif, termasuk di saat-saat sulit. Salah satu tindakam yang dapat dilakukan adalah ketika anak terlibat di acara sekolah, ikut bertanding bersama tim olahraganya, atau terlibat dalam project sebuah bidang yang menjadi hobinya, maka berikanlah dukungan agar ia bersemangat untuk melakukan yang terbaik. Apapun hasil akhirnya, adanya kehadiran orang tua dan apresiasi serta penghargaan atas usahanya karena ia sudah mencoba dan berjuang adalah hal yang berarti bagi anak. Tetap semangati anak agar ia melakukan yang lebih baik untuk selanjutnya. Begitu halnya dalam pelajaran atau apapun yang ia sedang hadapi. Cobalah untuk hadir sebagai sosok yang memberikan dukungan penuh bagi mereka.


  1. Butuh waktu bereksplorasi, tetapi tidak diabaikan

Seringkali, untuk menghindari pengaruh negatif dari pergaulan, banyak orangtua akan membuat jadwal harian bagi anak remajanya secara padat. Setelah pulang sekolah, ada banyak les yang harus diikuti. Belum lagi tugas sekolah yang harus diselesaikan. Kesibukan anak kerap kali jadi 'pagar aman' agar mereka tak terjerumus ke hal-hal negatif. Hal ini sebenarnya harus diimbangi dengan kebutuhan anak remaja untuk menikmati waktunya sendiri, mengeksplorasi dan mencari tahu apa yang diinginkannya. Adanya hal tersebut akan membuat anak belajar banyak hal mengenai lingkungannya, serta akan lebih terbuka dengan hal-hal baru. Namun tentunya tetap ada batasan yang diterapkan dan disepakati bersama. Diskusikan batasan yang perlu dilakukan beserta alasannya bersama dengan anak. Misalnya pemberlakuan jam malam di mana dia tak boleh berada di luar rumah di atas jam 9 malam. Hal ini bertujuan agar dia tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab di masa mendatang.

  1. Membangun aturan dan batasan yang sehat dan konsisten

Aturan, batasan, dan jadwal yang jelas dapat memberikan rasa aman dan percaya diri pada anak. Hal ini juga membantu anak-anak belajar tentang kerja sama dan toleransi terhadap banyak hal. Pada akhirnya, mereka akan menyadari kebutuhan akan batasan dan bagaimana mereka menghormati batasan orang lain. Ketika kebutuhan dasar anak akan kedekatan yang sehat sudah terpenuhi, mereka akan merasa aman, penuh harapan, dan percaya diri. 


Membentuk ikatan yang kokoh semua dimulai dengan relasi yang sehat antara orang tua dan anak. Kekuatan dalam koneksi relasi akan membuat pola pengasuhan kepada anak menjadi lebih optimal karena anak akan merasa aman, nyaman, dicintai, dan dihargai namun juga belajar menjadi pribadi yang bertumbuh dalam emosi, karakter, skill, sikap, fisik, dsb. Seperti yang disampaikan juga oleh Firman Tuhan bahwa kita sebagai orang tua memiliki tanggung jawab dan peran yang besar untuk mendidik anak-anak kepada kebenaran.


Oleh: MSCS SSS Team (Student Support Services)



 

Back to News & Events

NEWS & EVENTS