PENDIDIKAN KHUSUS UNTUK SISWA NEURODIVERGENT

SPECIAL EDUCATION PROGRAM


Setiap individu diciptakan oleh Tuhan dengan keistimewaannya masing-masing. Demikian pula dengan individu neurodivergent yang memiliki keunikan dalam tahapan perkembangan pola pikir serta perilakunya. Agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal, maka individu dengan neurodivergent memiliki kebutuhan dan support belajar yang berbeda dari anak-anak seusia mereka pada umumnya.

Departemen SEP (Special Education Program) MSCS merupakan wadah bagi siswa-siswi neurodivergent untuk mendapatkan pendidikan formal, lingkungan sosial, serta pembekalan rohani, dengan program yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Selain itu, Departemen SEP MSCS juga memiliki keistimewaan dalam proses pembelajarannya. Departemen ini merupakan bagian yang terintegrasi dengan pendidikan akademis regular mulai dari level Preschool, Elementary, hingga MS High (Junior High dan Senior High), sehingga siswa tidak hanya mendapat pelatihan yang mengasah di area kognitif saja, melainkan juga dapat bertumbuh secara utuh baik dari segi kerohanian, kreativitas seni, hingga kemandirian, dengan berperan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang melatih kemampuan sosialisasi dan entrepreneurship sederhana

Beberapa penyesuaian yang dilakukan agar kebutuhan setiap siswa dapat terpenuhi secara maksimal, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Penyesuaian metode pembelajaran Pembelajaran dilakukan secara intensive learning dengan rasio guru dan siswa yang efektif yaitu 1 guru mengajar 2-3 orang siswa mild-neurodivergent. Pembelajaran ini dilakukan dalam sebuah kelompok kecil di setiap ruang belajar
  • Penyesuaian lingkungan pembelajaran (pull in-out) Siswa neurodivergent memiliki kesulitan di dalam mengelola banyaknya rangsangan sensori suara di sekeliling mereka, sehingga membutuhkan tempat belajar yang lebih tenang agar mereka dapat lebih fokus ketika mendengarkan materi, melakukan instruksi, dan melakukan lebih banyak aktivitas hands on untuk memahami sebuah konsep
  • Penyesuaian kurikulum Penggunaan kurikulum adaptif memungkinkan semua siswa neurodivergent memperoleh kegiatan edukasi yang melibatkan eksplorasi, interaksi, dan independency melalui penguasaan life skill for survival skills and simple entrepreneurship.
  • Penyesuaian jam belajar Siswa dengan neurodivergent memiliki rentang fokus dan ketahanan tubuh yang terbatas sehingga perlu pemilihan materi yang tepat guna pada jam produktif mereka (jam sekolah berakhir pada pk 13.00).
  • Pembelajaran yang menekankan Meaningful Learning dan Bible Integration Setiap kegiatan dirancang untuk membentuk setiap siswa neurodivergent menjadi anak yang takut akan Tuhan melalui kegiatan bermain peran sesuai tahapan perkembangannya dan pengembangan keterampilan sebelum mereka terjun ke masyarakat secara langsung.
Image
Image

Image

Departemen SEP MSCS juga mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan dan bahas instruksi pengajaran. Proporsi penggunaan bahasa Indonesia mencapai 90%. Khusus pelajaran Bahasa Inggris, siswa neurodivergent akan mempelajari vocabulary dan daily conversation.

Di departemen SEP MSCS, kami juga menyediakan penanganan perilaku yang runtut, sistematis, dan dievaluasi secara berkala. Menjalin komunikasi dan menjadi satu tim yang solid dengan orang tua melalui aktivitas parents involvement, parents support group, focus group discussion, dan home visit merupakan salah satu langkah penting untuk membawa setiap siswa neurodivergent memenuhi tujuan Tuhan dalam hidup mereka.

Image

PROGRAM KHUSUS DI SEP MSCS

Selain mengikuti kurikulum adaptif yang sudah diintegrasikan dengan kurikulum nasional, departemen SEP MSCS juga diperkaya dengan pemberian program khusus sebagai berikut:

  • Materi Life Skill dengan topik Feeding Skill, Toilet Skill, Dressing Skill, Self Awareness (emotion and needs), etc.
  • Materi Sex Education dengan topik Gender identity, private and public zone, circle of intimacy, sentuhan baik dan tidak baik, etc.
  • Materi Penguatan sensory motor sebagai aktivitas pembuka dan aktivitas transisi selama kegiatan belajar mengajar.
  • BPenanganan Perilaku (Behavior Intervention Plan) yang dilakukan secara berkala di setiap term selama 1 tahun ajaran.