Young Children come to see themselves through the eyes of their parents.
The way you speak to her is the way she speaks to herself
- Rebecca Eanes and Laura ling -

Work from Home feat Learning from Home

22 April 2020, Me and Myself

Dalam beberapa waktu belakangan ini hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia sedang diperhadapkan dengan perubahan besar karena kondisi baru yang disebabkan oleh Covid-19. Perubahan yang begitu cepat membuat setiap dari kita harus dengan cepat pula menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada. Dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat untuk mengatasi Covid-19 ini, anak-anak akhirnya harus belajar dari rumah karena sekolah memiliki kebijakan untuk learning from home. Selain itu para orang tua juga mengalami hal yang sama karena tempat mereka bekerja menetapkan kebijakan untuk work from home. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan terjadinya pandemi Covid-19 ini seluruh roda aktivitas dari setiap orang berubah total dan cenderung membuat setiap orang tidak nyaman dengan situasi seperti ini.

Istilah work from home (WFH) sendiri menjadi trending topic seiring dengan merebaknya kasus Covid-19 ini. Work from home merupakan suatu istilah untuk bekerja dari rumah, para orang tua yang bekerja pada instansi tertentu yang menerapkan hal ini tidak perlu datang ke kantor untuk mengerjakan setiap pekerjaan maupun tanggung jawabnya. Tetapi mereka akan membawa setiap hal yang harus dikerjakannya ke rumah masing-masing sesuai dengan peraturan dari setiap instansi yang telah disepakati bersama. Work from home bagi orang tua bisa menjadi hal yang menyenangkan karena memiliki banyak waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga lainnya, mempererat hubungan dengan anggota keluarga, dapat lebih memahami karakter anak maupun pasangan. Tetapi mungkin bagi sebagian dari orang tua bisa sebaliknya, merasa lebih lelah karena fokus harus terbagi dalam waktu yang bersamaan, sering terjadi perselisihan, kurang dapat membagi waktu, dll.

Sedangkan bagi anak-anak learning from home (LFH) dapat menjadi sesuatu yang melelahkan karena banyaknya tugas yang harus dikerjakan, berada di depan komputer selama berjam-jam karena harus mengikuti kelas online meskipun di sisi lain mereka senang karena tidak harus pergi ke sekolah dan bersiap-siap di pagi hari. Mereka punya banyak waktu di rumah untuk melakukan aktivitas yang mereka sukai setiap saat karena keterbatasan untuk dapat berinteraksi dan melakukan aktivitas atau rutinitas mereka di luar rumah.

Lantas, bagaimana pengasuhan bisa berjalan normal selama pandemi Covid-19 ini masih melanda? Bagaimana agar orang tua tetap bisa bekerja secara produktif meskipun harus mendampingi anak-anak yang juga sedang melakukan aktivitas belajar mengajar dari rumah?

  1. Tetapkan jadwal harian dan lakukan bersama-sama.

Sebagai orang tua tentu memikirkan cara agar anak tetap belajar saat berada di rumah sekalipun sekolah menyediakan opsi pembelajaran online. Dengan adanya jadwal kegiatan harian yang jelas dalam waktu-waktu tertentu maka orang tua dan anak dapat melakukan aktivitasnya secara lebih terarah.

 

  1. Buat peraturan dan lakukan secara konsisten.

Tetapkan peraturan yang simple, jam berapa mereka harus bangun, kapan mereka akan memiliki waktu luang, kapan waktu untuk kegiatan bersama dengan anggota keluarga lainnya. Dengan adanya konsistensi dari orang tua maka anak dapat belajar untuk tetap berada di track yang tepat dan ketika pada waktunya nanti harus kembali ke sekolah maupun ke tempat kerja, tidak terlalu mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas yang sudah ada sebelumnya.

 

  1. Ciptakan aktivitas lain ketika menikmati waktu beristirahat.

Meskipun orang tua dan anak perlu meluangkan waktu di layar komputer untuk menyelesaikan pekerjaan, cobalah untuk tetap membatasi penggunaan gadget ketika sedang bersama. Lakukanlah aktivitas lain yang dapat mempererat hubungan antar keluarga satu dengan yang lain, seperti: bermain BINGO, sharing bersama, menyiapkan makan siang ataupun malam bersama, bermain board game, berolah raga bersama,dll.

 

  1. Tetap positif.

Menjaga suasana agar tetap baik mungkin saat ini sulit untuk dilakukan, orang tua harus bergulat dengan pekerjaannya masing-masing dan di waktu yang bersamaan pula harus memantau bahkan mendampingi anak-anak untuk belajar di rumah. Sebagai contoh ketika harus mendisiplinkan anak saat mereka melakukan hal-hal yang kurang tepat, fokus pada perilaku yang diinginkan dan akan cukup membantu orang tua untuk menjaga emosi di tengah kesibukan yang harus tetap dilakukan. Di akhir hari, orang tua dapat mengajak anak untuk berefleksi tentang hari mereka. Sampaikan satu hal positif atau menyenangkan yang dilakukan oleh anak. Orang tua juga dapat sharing hal-hal yang dipelajari selama hari itu karena orang tua adalah panutan bagi anak, dari orang tualah anak dapat belajar banyak hal.

 

      5. Mengatasi perilaku yang tidak tepat.

Keterbatasan yang sedang dialami saat ini tidak jarang membuat anak dan orang tua lelah, bahkan ketika jenuh anak dapat melakukan hal-hal yang membuat emosi orang tua menjadi naik. Ajarkan konsekuensi pada anak karena konsekuensi membantu setiap anak bertanggung jawab atas tindakannya dan juga menanamkan disiplin. Minta anak untuk mengikuti arahan orang tua sebelum memberikan konsekuensi, pastikan orang tua juga konsisten dalam menerapkan konsekuensi yang juga harus realistis. Berikan tugas sederhana yang mengandung tanggung jawab.  

 

Untuk melakukan hal-hal tersebut pasti akan mengalami banyak kesulitan maupun halangan, bahkan untuk memulai saja membutuhkan pengorbanan dan perjuangan dari orang tua. Namun apabila kita bersama-sama melihat setiap situasi dan kondisi saat ini dengan sudut pandang yang tepat dan benar, maka setiap dari orang tua maupun anak akan belajar sesuatu yang bermakna dalam kehidupan. Sebagaimana ada tertulis dalam

Yesaya 41:10 “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”.

Percayalah bahwa di setiap musim kehidupan, Tuhan ada bersama dengan kita, dan Dia tidak pernah sekalipun meninggalkan kita. Tetaplah berpegang teguh kepada Tuhan dan yakin bahwa segala hal yang sedang terjadi tetap berada di bawah kendali Tuhan.

(Students Support Service, April 2020)